Semua tentangnya ingin ku tulis, ingin ku lukis, tak ingin luput satu jengkalpun. Entah kenapa serasa hari ini amat berarti. Aku takut, teramaat takut untuk kehilanganya. Jangan aku mohon jangan. Jangan ambil dia, Kau boleh bawa dia tapi jangan hentikan nafasnya. Aku masih ingin merasakanya, melihatnya, mendengarnya walau hanya dalam udara. Jangan dulu sesakkan tangis dalam tanah basah yang kian mengering. Biarkan aku tumbuh mengenalnya. Jangan musnahkan, aku belum siap mendapatinya. Jangan enyahkan aku masih menghirupnya. Jangan putuskan aku masih terikat erat pada simpulnya. Aku masih baru dalam gengamnya, jadi jangan biarkan dulu dia meregang jemarinya. Aku masih ingin melihat senyum mengejek, tawa meremehkan, sayu menghargai, nafas membimbingnya. Aku masih ingin menyambut dan mengharap kepulanganya mengharap melihat wajahnya. Jadi aku mohon jangan dalam waktu dekat ini. Berikan lebih banyak waktu untuk ku menghayalkanya.
aryaningsih janatiti
Rabu, 20 Agustus 2014
Senin, 18 Agustus 2014
bukan aku
ketika menulis menjadi sesuatu yang memilukan .bermain dengan kata tanpa makna .memuakkan .menjemukan tapi mengalir layaknya air terjun yang tak terbendung. keleluasaan otak merambat mencuri tempat menghapus batas. Bukan antara ada dan tiada, hanya sebatas udara pemisah sekatnya .nyata yang berfantasi .polanya mengalir tanpa henti ,saling mengulang dan mengikat .melebur dalam cawan tak berbatas .bukan aku pelakunya .seongok otak tua tumpul sutradaranya .tertawa dalam batas tak wajar ,terdiam dalam sunyi yang pudar .ya ,bukan aku. bukan !ini suaranya bukan punyaku .
Langganan:
Postingan (Atom)